November 26, 2008

You Don’t See Me

I am almost giving up… almost… but not quite.

I am almost at wits end… almost… but not quite…

It is very, very clear though… Very…

It is very, very obvious… Very…

You don’t see me.

You talk to me. You hear me.

You discuss things with me.

You share your dreams with me.

You share your fears with me.

But you don’t see me.

For you…

I’m someone who knows things that you’re interested in

And someone who’s interested in things that you know

That’s all.

That’s it.

You don’t see me.

I am almost giving up… almost… but not quite.

I am almost at wits end… almost… but not quite…

Not quite…

November 21, 2008

Curhat Colongan Gara-Gara Bangun Kepagian

[this article was first published on my facebook, 19 Nov 2008, and has so far received 20 comments basically agreeing with it! hahaha...]

Aduh, bangun pagi itu menyebalkan. Paling bete kalo harus bangun pagi. Emang kenapa sih kalo kerja atau beraktivitas sebagian besar harus mulai pagi-pagi? Gak ngerti tuh gw. Emang kenapa kalo mulainya jam 11 siang aja gitu? Jadi gw bisa tidur sampe jam 9 pagi at least… at least tuh… kalo bisa sih semua kegiatan itu dimulai setelah jam tidur siang (jam tidur siang lho… bukan jam makan siang). Kan enak tuh, bisa bangun jam 11 siang, terus langsung makan siang, terus ngerokok-ngerokok sebentar, terus tidur siang. Bangun lagi jam 2 or jam 3 siang… nah, abis itu baru kerja or beraktivitas… kan lebih enak???!!!

Kata orang-orang tua (dan orang-orang tolol sih menurut gw), kalo gak bangun pagi, rejekinya dipatok ayam. Halah… ape lageeeee… Hari gini kalo rejekinya dipatok ayam, ayamnya ditangkep dong… terus dipotong dan digoreng!!! Satu dari hanya sedikiiiit banget binatang yang gw sebelin adalah ayam. So kalo dia berani-berani matok rejeki gw, waaaahhh… dengan senang hati gw kulitin idup-idup tuh ayam, terus bikin gule…

Ada juga yang bilang kalo matahari pagi itu menyegarkan dan sehat buat kita… HELLO? Seger dari mana? Gw gak pernah seger tuh bangun pagi-pagi! Ngantuuuukkkkk and maleeeesssss… And kalo dipaksa kerja dalam kondisi ngantuk dan males kayak gitu, yang ada gw jadi jutek dan kalian semua yang lagi apes karena kebetulan lagi deket ama gw pada saat itu, akan kena dijutekin parah booww… Nah, sehatnya di mana coba? Yang ada malah kena darah tinggi…

Intinya yaaah… bangun pagi itu sumpah mampus gak penting banget… alergi gw sama matahari pagi… udah ah… mo tidur lagi… yang berani bangunin, gw GARUK lo!!! ZZZZZ…

[hehehehe.. curhat colongan gara-gara bangun jam 4.30 pagi, trus jam 5 udah berangkat ke birdcage utk cover shoot majalah tamasya... trus di sana yang ada gw sama sekali gak bantu and gak guna deh... I kept zoning out and tolol abis... wakakakakaka... gila, ngantuk berat gw!]

November 19, 2008

My Two Reasons to Live [from the dysfunctional family series]

Despite all my seemingly whole-hearted efforts to save the planet, giving the impression that I am saving all of you… uhm… I must confess that I actually hadn’t always cared that much about humans. Yes you! I didn’t care about you, human beings. I hated all humans. I hated all humans, until I was given the honor to experience a human growing inside me, TWICE! I hated all humans, until I got pregnant, twice. I hated all humans, until God gave me two little humans to take care of. With no instructions, no blueprint, no manuals, no guarantee. I hated all humans until I had to improvise to raise two human beings trusted in my care.

But ever since then, for me, these are the only two people on the planet worth living for, worth fighting for and worth dedicating this planet for. These are the two people that had managed to prevent me from committing suicide when my husband died (he used to be my reason to live). These are the two people who scream and shout at each other over the most unessential things, but at the same time, laugh together because of it. These are the two people who have glued this family together and kept me sane (most of the time).

These are my two reasons to live…

The first one was born in the middle of a snowstorm in Salt Lake City, Utah, U.S.A., 19 years ago. It had been snowing three days in a row, non-stop. But snow somehow has been given a “role” by Mother Earth as a phenomenon of nature that has the power of speech or music. It has the ability to give a heart an immediate change of mood. And so while everything was melodiously white, Cassandra was born. Cassandra Niki Sucahyo.

The second one was born down-under, in the land of the long white cloud, Aotearoa. You may know it as New Zealand. 15 years ago, in a tiny village of Timaru in the South Island of New Zealand, spring had just begun. The season of hope. And in this season of hope, the season that marks the beginning of new lives, new hopes and new dreams, a new human life was also beginning. We named her Sky. Sky Dwi-Drupadi Sucahyo.

To them, I owe this life. Because as I spend all these years improvising and trying my best to teach them all about life, as it turns out… most of time… it is THEM teaching me what life is all about…

So here they are… presenting… my two reasons to live… Cassey & Sky



[Uhm… well… they haven’t quite turned out as sophisticated and lady-like as I had planned… but hey… they’re not perfect!!! Hahaha… I know you hate me for posting this video, girls… But I think we might as well admit that we’re a dysfunctional family, right? Luv ya!]

November 18, 2008

Distracted

yeah.. i know.. it's been quite a while since i last blogged.. don't know why, i haven't felt like writing.. words were swimming in my head, but i had no desire to write them..

... obama victory moment came and went.. i was inspired.. wanted to write about that but didn't..

... the stupid pornography law was finally approved and put into effect.. i was fuming.. wanted to write about that but didn't..

... amrozi and his bali bomber friends were finally dead.. i was happy.. wanted to write about that but didn't..

.. i successfully beat microsoft, found the SATA driver, recreated a bootable windows xp installation CD with SATA driver on it, then killed the slow and resource-hungry windows vista and replaced it with a pirated copy of windows xp again.. i was triumphant as i would allow no one to tell me what i can or cannot do on my computer, including microsoft.. wanted to write about that but didn't..

it's like the shadows of this life matter not anymore.. i've been distracted.. totally out of focus.. while trying to unite a natural or personal affection to ‘reason and reflection’, i've been distracted.. while trying to create a stable, satisfying feminine position that inextricably connected wishes and reality, i've been totally out of focus..

so moments of this life came and went.. i was inspired, fuming, happy, triumphant.. at times i was also sad, uncertain, frustrated and suicidal.. yet i didn't write any of it.. instead, i've spent most of my time lately quietly waiting for the promised enriching twist that you'd supposedly get when you pray.. quietly waiting for the predicted transformation.. quietly waiting for those magic words along with a few others, even if they are spoken so softly as if they are almost fading out from one’s voice.. i would've heard them anyway.. yet silence falls.. as always..

i still remain devoted and unchanged to upholding the sanctity of the dreams.. there were moments when i almost let thoughts slipped out of my lips.. yet i successfully remain silent.. words.. unspoken.. unwritten.. just silence.. quietly waiting.. i was hoping today would be different.. i was hoping today would be the end and the beginning.. but guess not.. so here i am, still distracted and still waiting in silence.. are you confused? so am i..

nah gw aja bingung, gimana elo ya??? viva obama!!! lho?

November 03, 2008

Balada Topeng Monyet

Pertanyaan ini selalu dan sangat mengganggu gw: KENAPA SIH MANUSIA SENENG BANGET NYIKSA BINATANG FOR OUR OWN ENTERTAINMENT???

Di jalan otw ke PIM hari ini, again, gw ngeliat seekor monyet di pinggir jalan. Berkemeja warna kelabu, tanpa celana, sedang naik sepeda mungil yang dibuatkan khusus untuknya. Di lehernya, seutas rantai membelit dan ujung rantai tersebut dipegang erat oleh seorang manusia yang duduk santai sambil memainkan musik asal-asalan berbekal sebuah rebana. Anak-anak kecil pun mengerubung. Senyum ceria dan tawa geli menghiasi wajah-wajah lugu mereka setiap kali si monyet menari-nari atau dengan terampil bolak-balik naik sepeda. Tapi gw… gw pengen nangis… gw pengen teriak… gw pengen ikat itu manusia dengan rantai dan membuat dia menari-nari sambil naik sepeda! See whether he likes it…

Ah… Lingkaran setan yang tidak juga terputus. Begitu jelas bahwa kemajuan teknologi, gaya hidup modern dan beragam kecanggihan yang telah kita capai, sama sekali tidak berdampak pada pola pikir dan cara pandang. Dan anak-anak kecil itu, generasi penerus kita, kembali kita ajarkan hal yang itu-itu juga. Tidak ada yang berubah. Pendidikan kita tidak menyentuh hati nurani dan budi pekerti. Pelajaran agama di sekolah hanya sebatas menghapal dan menunaikan sejumlah ritual. Tak ada artinya. Manusia tetap saja tidak mampu melihat binatang dan tumbuhan lebih dari sekedar sumber daya alam yang bisa dimanfaatkan.

Tidakkah cukup bahwa habitat mereka makin hari makin berkurang untuk kepentingan kita? Untuk perumahan, untuk lahan pertanian dan perkebunan, untuk infrastruktur, untuk industri, untuk pembangunan. Mereka harus mengalah terus. Dan pada saat mereka turun ke desa-desa dan bahkan kota-kota untuk mencari makan di “habitat” kita, dan bahkan kadang juga memakan kita, karena sumber makanan mereka yang makin sedikit di habitat yang makin sempit… kita malah menyalahkan mereka, memburu dan membunuh mereka dengan penuh dendam. Mana hati nurani itu? Mana budi pekerti itu? Apakah semua ajaran itu hanya ditujukan untuk sesama manusia saja? Bukankah semua kitab suci dan berbagai kearifan masa lalu justru mengajarkan kita untuk menghormati dan mencintai segenap makhluk hidup di semesta alam ini? Itu berarti termasuk binatang dan tumbuhan, baik di daratan maupun di lautan!

Dan ini yang paling penting untuk diingat: MEREKA BUKAN SUMBER HIBURAN! Bahkan kalaupun beberapa spesies (gw tekankan: BEBERAPA, bukan SEMUA), mereka harus dimanfaatkan secara berkelanjutan untuk kesejahteraan semua makhluk hidup, bukan semata untuk kesejahteraan kita, apalagi untuk kesenangan belaka. Karena semua makhluk hidup yang ada di planet ini adalah amanah. Bagi yang mengaku beragama, pasti tahu hal ini, tapi tidak pernah peduli. Kesejahteraan dan kelestarian mereka adalah tanggung-jawab kita sebagai penjaga planet ini... the stewards of the Earth... That's who we're supposed to be!

Bangsa ini… entah bagaimana menyadarkannya… Bukan hanya topeng monyet yang kita nikmati di negara ini sebagai pelipur lara dan pengundang tawa sementara. Kita punya begitu banyak kebiasaan, tradisi, adat dan bahkan ritual-ritual yang dihubungkan dengan agama-agama tertentu, yang menggunakan binatang-binatang tak berdaya ini sebagai “alatnya”. Sebut saja lomba karapan sapi di Madura, persembahan penyu hijau yang dikaitkan dengan ritual agama Hindu Bali, sabung ayam di berbagai tempat di pulau Jawa dan Sumatera, sampai sabung ikan cupang yang sering dimainkan anak-anak SD di seantero Nusantara. Masyarakat Manado bahkan dengan bangga menyatakan diri sebagai “pemakan segala”… dari mulai tikus putih, kelelawar, anjing, kucing, hingga ular berbisa. Pasar-pasar yang menjual beragam daging binatang di Manado kini sering disebut-sebut sebagai salah satu atraksi wisata di sana. Mana hati nurani? Mana budi pekerti? Mana manusia sejati?

Tidak ada.

Sampai pegel kepala gw nengok kesana kemari, GAK ADA.

Tidak lagi bisa ditemui spesies “unggulan” yang bernama manusia. Spesies yang telah diciptakan Tuhan begitu sempurna, telah menyia-nyiakan kesempurnaan itu dengan suksesnya. Akal yang cemerlang dan hati yang suci tidak pernah lagi digunakan secara berbarengan. Gak sinkron! Gak connect! Masing-masing digunakan sendiri-sendiri sehingga tidak pernah menghasilkan kearifan dan kemuliaan abadi yang direncanakan Tuhan untuk manusia. Yang lebih parah lagi, belakangan ini, manusia bahkan sering tidak menggunakan hatinya. Mereka hanya menggunakan akal semata, untuk keinginan dan kepentingan pribadi atau kelompoknya.

Dan binatang, tumbuhan, alam, harus mengalah... lagi...

Tapi mengalah bukan berarti kalah. Alam kini sedang menyusun strategi. Pembalasan alam sudah mulai berdatangan satu per satu. Tsunami, longsor, banjir, climate change, global warming, anak kecil tewas dimakan Komodo, petani Sumatera mati mengenaskan atau luka-luka parah diserang harimau, dan masih banyak lagi. Ini belum seberapa. Alam baru ngomel-ngomel aja nih... belum benar-benar balas dendam...

Percayalah... suatu hari nanti... kita pun akan punah, sama seperti dinosaurus. Bukan karena hal ini sudah tertulis di kitab-kitab suci... melainkan karena keserakahan, kebodohan, ketidak-pedulian kita sendiri... Kiamat adalah hasil karya kita. Bukan hasil karya Tuhan. When nature fights back, when nature declares war on us... trust me... you'd be wishing that you're dead already... Kiamat only applies to us, guys! Coz when we're all gone, the planet WILL live on.

Dan gw yakin, pada saat itu, gantian segenap flora dan fauna akan mentertawakan kita, menjadikan kita sebagai sumber hiburannya!

God help us and have mercy on our lost souls…